Berasyik Masyuk Bersama Al Qur'an


              
Apabila kita memperhatikan keadaan kita saat ini, maka akan didapati bahwa masih banyak di antara kaum Muslimin yang amat jauh dari Al-Qur'an, bahkan begitu sangat jauhnya mereka dari petunjuk dan pengajaran yang ada di dalam Al-Qur'an. Di antara mereka ada yang tidak mau atau malas membaca Al-Qur'an, sebagian lagi ada yang membacanya hanya ketika waktu shalat saja atau membacanya ketika ada acara-acara perlombaan saja. Ada pula yang membacanya hanya ketika dalam kondisi terjepit dan kesulitan.

Ada juga yang sekedar membaca Al-Qur'an, namun tidak mau mentadabburinya (memperhatikan arti, maksud dan isinya), atau membacanya tapi tidak mau mangamalkannya. Bahkan, yang paling parah adalah ada orang yang menolak sebagian ayat-ayat-Nya dan selalu mempermasalahkannya.

Mengapa demikian? Apa sebabnya ? Penyebab utamanya adalah tidak adanya kecintaan kepada Al-Quran. Rasa cinta kepada Al-Qur'an itu telah redup dan menghilang atau bahkan rasa cinta itu telah mati.

Sesungguhnya jika hati ini cinta kepada sesuatu, maka dia akan tertambat dan bergantung kepadanya, selalu merasakan kesenangan bersamanya dan  kerinduan ingin bertemu dengannya serta tidak ingin berpisah dan jauh-jauh darinya. Begitu juga terhadap Al-Qur'an. Jika hati seseorang sudah mencintainya, maka dia akan merasakan kenikmatan ketika membacanya, merasa senang dan gembira saat bersamanya. Dia akan berusaha untuk mengetahui, memahami dan menyelami arti dan makna yang terkandung di dalamnya.  Sebaliknya, jika tidak ada kecintaan, maka hati ini akan sulit menerima Al-Qur'an, terasa berat untuk tunduk taat kepada Al-Qur'an.

Kenyataan menunjukkan benarnya pernyataan ini. Sebagai contoh; seorang pelajar yang memiliki semangat, kesukaan, dan kecintaan pada suatu pelajaran tertentu, maka ia akan cepat menguasai apa yang telah diajarkannya, dia dengan segera dapat menyelesaikan tugas dan kewajibannya dalam waktu yang singkat.  Sebaliknya, siswa yang tidak suka pelajaran tersebut, maka ia tidak akan bisa menguasi pelajaran yang sudah disampaikan kecuali setelah mengulang-ulangnya berkali-kali. Dia menghabiskan banyak waktu untuk mempelajarinya, dan tidak bisa menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Bagaimanakah cara menumbuhkan rasa cinta ini terhadap Al-Qur'an? Sebelum dijawab, ada baiknya kita mengetahui tanda-tanda jika hati itu cinta kepada Al-Qur'an.

Tanda-Tanda Kecintaan Hati kepada  Al-Qur'an:
Kecintaan hati kepada Al-Qur'an mempunyai beberapa tanda, di antaranya:
1.       Sebagaimana cintanya seseorang kepada sesuatu, cinta pada Al Quranpun ditandai dengan kesukaannya ketika bersua (berjumpa) dengannya.
2.       Tidak merasa jenuh dan bosan ketika duduk-duduk bersama dan membacanya dalam waktu yang cukup lama.
3.       Jika jauh darinya, maka ia akan selalu merindukannya dan berharap bisa segera bertemu dengannya.
4.       Banyak berdialog dengannya dan meyakini petunjuk dan arahannya serta kembali kepadanya ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, baik kecil maupun besar.
5.       Mentaatinya, baik dalam perintah maupun larangan.

Inilah tanda-tanda terpenting dan utama akan adanya rasa kecintaan seseorang kepada Al-Qur'an. Jika salah satunya tidak ada, kecintaan itupun ikut berkurang. Maka, ukurlah diri kita dengan tanda-tanda utama tersebut di atas. Pertanyaannya sekarang adalah: “Apakah kita mencintai Al-Qur'an ?”

Cara Agar Hati Mencintai Al-Qur'an:
a.       Berdo'a dan Bertawakkal hanya kepada Allah.
Persoalan cinta adalah persoalan (qalbu) hati. Sementara kita tidak sanggup menguasai hati kita sendiri. Hati seseorang terletak di tangan Allah. Dia membuka dan menutup hati seseorang kapan saja Dia menghendaki, dengan hikmah-Nya, serta ilmu-Nya.

Oleh karena cinta letaknya di hati, dan hati berada di dalam genggaman Allah, maka memohonlah bantuan kepada Allah dan berdoalah kepada-Nya agar Dia memberikan karunia kecintaan kepada Al-Qur'an agar kita bisa mencintainya. Hendaknya berdo'a dengan tulus, penuh ketundukan, memohon dengan mendesak dan memohon dengan belas kasihan serta sangat berharap untuk segera diberi.

b.      Berilmu,
yaitu berusaha mempelajari dan memahami keagungan dan keutamaan Al-Qur'an dan keutamaan orang-orang yang mempelajarinya, menghafalnya dan mengamalkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan yang mengajarkannya.” (HR. Al Bukhari)

c.       Bergaul dengan orang-orang shalih.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: “Perumpamaan teman yang shaleh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium bau keharumannya. Sedangkan perumpamaan teman yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena bau asapnya”. (HR. Al Bukhari)

d.    Bersabar, yaitu bersabar dalam ketiga hal di atas.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah: 153).

Wallahu ta'ala a'lam.

Disadur dari Kunci-Kunci Tadabbur Al Quran, karya Dr. Khalid al-Laahim dengan sedikit tambahan.

Penulis :
Bapak K. Ali Mas’udi, M.S.I
Koordinator Bimbingan Konseling dan Guru Bahasa Arab

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.