Dekati dan Cintai Al-Qur'anmu
Kata cinta
tak kan dapat terpisahkan dalam kehidupan seseorang. Cinta merupakan suatu
fitrah setiap individu yang menghirup udara bebes di dunia ini. Semua orang
pastilah menyimpan rasa cinta di dalam hati kecilnya. Terlebih, bagi mereka
para pemuda, masa di mana benih-benih cinta tumbuh dalam hati yang disertai
dengan kian merasakan ketertarikan terhadap sesuatu.
Editor :
Fikri N
Berkaitan
tentang cinta, Redaksi KRISTAL akan mengupas habis masalah cinta. Namun, cinta
kali ini adalah cinta yang mulia, cinta
yang selalu diidam-idamkan oleh muslim sejati untuk dapat selalu dekat
denganya. Cinta ini adalah “Cinta Al-Qur'an”. Yaps, dalam kesempatan kali ini
kami mengajak sahabat semua agar mengetahui hakikat cinta terhadap Al-Qur'an
yang seutuhnya. Mulai dari tahapan mencintainnya sampai dengan mengetahui dan
merasakan setiap keagungan ayat-ayat-Nya. Juga menikmati ketenangan jiwa yang
terbaluti rasa cinta terhadap Al-Qur'an.
Perihal
makna cinta, dalam Islam banyak keterangan yang menyebutkan tentang cinta.
Semua ajaran yang berada dalam Islam tak ada yang lepas dari balutan cinta.
Semuanya didasari dengan cinta. Oleh karenanya, Islam adalah agama cinta (Dinul
Mahabbah). Dalam Al-Qur'an setidaknya kata cinta disebutkan sebanyak 76 kali, bukanlah bilangan yang
sedikit untuk satu kata cinta ini.
Bapak Zaenal
Arifin, AH, salah satu Pengasuh Pondok Pesantern At-Taufiqiyyah menjelaskan,
cinta atau mahabbah adalah ketertarikan hati seseorang terhadap sesuatu dan
direalisasikan dengan perbuatanya. Dalam hal ini beliau menyimpulkan makna mencintai Al-Qur'an. “Cinta terhadap
Al-Qur'an berarti seseorang itu tertarik dengan Al-Qur'an dan kemudian dilajutkan
mempelajarinya dan juga membacanya”, tutur beliau yang juga merupakan pengajar Madrasah Diniyyah Tajul Ulum.
Tidak hanya dalam segi ketertarikan, mencintai
Al-Qur'an berarti seseorang itu akan selalu dekat denganya dan membacanya.
“Seseorang yang mencitai sesuatu, maka ia akan banyak menyebutnya dalam hati
maupun lisan”, tutur Bapak Muhammad Chamim, S.Pd.I yang merupakan guru SKI di
MA Tajul Ulum. Asatidz sekaligus Dewan Pengawas Pondok Pesantren Sirojuht
Tholibin ini juga menjelaskan, seseorang yang mencintai Al-Qur'an selain ia banyak
membacanya ia juga akan tertarik mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
Al-Qur'an, seperti belajar kitab, mengamalkannya isinya dan juga berakhlak
baik. Semua itu adalah wujud dari mencintai Al-Qur'an, karena inti dari cinta
Al-Qur'an adalah sering membacanya, mendalami maknanya dan juga mengamalkan isi
ajaran-ajaran yang ada di dalamnya.
Pentingnya
Mencintai Al-Qur'an
Al-Qur'an
adalah pedoman hidup setiap manusia, semua cara hidup yang indah telah
disebutkan dalam Al-Qur'an. Tiada kekurangan sedikit pun yang terselip dalam
setiap ayat. Semuanya terlihat sempurna dan menjadi penyempurna. Tidak
memberatkan namun selalu memberi kemudahan. Tiada paksaan bagi mereka yang
selalu dekat dengannya. Itulah Al-Qur'an yang maha mulia. Dengan keagungan
Al-Qur'an yang begitu besar, lantas bagaimana sikap kita sebagai hamba Allah
yang selalu mengharap ridlo-Nya ?
Bapak
Muhammad Chamim juga menuturkan bahwa setiap muslim harus mencintai
Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an adalah jalan
utama untuk mencapai hidup bahagia dunia dan akhirat. Gus Chamim (sapaan akrab
beliau, red) menggambarkan pentingnya Al-Qur'an itu seperti surat dari seorang
raja kepada rakyatnya, ada satu rakyat jelata mendapat surat khusus dari
rajanya. Dalam surat itu ada instruksi sedikit rumit dari sang raja, dimana si
rakyat disuruh melaksanakn sesuatu yang nantinya hasil dari pada keuntungan
yang melimpah akan dimiliki oleh rakyat
jelata tersebut. Apa reaksi rakyat itu? Apakah ia akan mengabaikan petunjuk itu
? Dan tak kan memperoleh keuntungan besar dari raja? Pastinya jika ia waras, ia
akan kembali membaca petunjuk itu dengan seksama, lalu ia jalankan prosedurnya.
Begitu pula
Al-Qur'an, Al-Qur'an adalah mediator, barang siapa ingin bercakap dengan Allah
maka bacalah Al-Qur'an, dan barang siapa ingin memperoleh kenikmatan dan
indahnya kehidupan, maka dekati dan ikutilah semua petunjuk yang ada dalam
Al-Qur'an, karena Al-Qur'an adalah Risalah Ilahi yang disampaikan kepada
hamba-hambanya.
Kiat
Mencintai Al-Qur'an
Kita semua
telah maklum bahwa pada zaman modern ini, dengan kecanggihan media teknologi
yang ada, dan mulai merambah banyaknya media sosial. Kini Al-Qur'an yang
menjadi pedoman semua insan mulai ditinggalkan secara perlahan oleh mereka,
Kuhususnya para pemuda. Jika kita saksikan dengan seksama, maka jelas terlihat
bahwa saat ini mereka sibuk dengan dunia maya mereka. Mereka disibukkan dengan
hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti FB, BBM, IG, WhatsApp dan lainnya.
Mereka lebih memilih menghabiskan banyak waktu mereka untuk hal-hal itu dan mulai
enggan mendekati Al-Qur'an dengan sekedar membaca setiap ayat-ayatnya.
Menanggapi
masalah di atas memang rasanya berat untuk merubah sikap pemuda saat ini,
bahkan dapat dikatakan tak mungkin. Ketika pemuda harus meninggalkan gadgetnya
itu adalah hal yang tak mungkin terjadi. Bapak Zaenal Arifin, A.H menuturkan,
untuk merubah sikap pemuda tersebut harus ada kesadran dari diri sendiri,
kesadaran dalam membagi waktu antara bermain gadget dan membaca Al-Qur'an.
“Harus timbul kesaadaran dari diri sendiri dan kemampuan untuk mengurangi
jam-jam bermain gadgetnya,” tandas salah satu tokoh Al-Qur'an desa Brabo ini.
Hal senada
juga diungkapkan oleh Gus Chamim, beliau menjelaskan selain diri sendiri faktor
yang paling mendasar seseorang dapat mencintai Al-Qur'an adalah makanan dan
lingkungan. Makanan, seberapa halal makanan yang dikonsumsi mempengaruhi
tingkat semangat berbuat kebaikan. Disebutkan dalam Al-Qur'an yang artinya
“Makanlah kalian yang baik-baik dan beramalah yang sholih (baik/halal).”
Penyebutan makan
yang baik, disebutkan terlebih dahulu kemudian baru beramal baik. Karena
keduanya menunjukan adanya korelasi atau hubungan yang erat di antara keduanya.
Ketika seseorang telah mampu mengkonsumsi makanan yang halal maka otomatis dia
akan mudah untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, Salah satunya
dimudahkan untuk membaca Al-Qur'an.
Adapun
mengenai lingkungan, lingkungan adalah media pembentuk karakter yang sangat
utama. Karena lingkungan merupakan alat hipnotis yang sangat efektif dan tepat
dalam pembentukan karakter seseorang. Tak heran, keluarga penghafal Al-Qur'an
akan mudah tertular semangat menghafal Al-Qur'an dan juga sebaliknya bila dalam
keluarga ataupun lingkungan sekitarnya jauh dengan Al-Qur'an, maka ia pun akan
sulit untuk dekat dengan Al-Qur'an karena ia terbawa dengan lingkungannya.
Gus Pin
(Sapaan akrab Bapak Zaenal Arifin, A.H) juga menyampaikan faktor yang
mempengaruhi kecintaan seorang muslim terhadap Al-Qur'an adalah orang tua.
“Sebenarnya kalau kita melihat sejarah yang ada, maka orang tua lah yang sangat
berperan dan berpengaruh dalam kecintaan anaknya terhadap Al-Qur'an,” tutur
beliau di kediamannya beberapa waktu lalu saat ditemui Redaksi KRISTAL.
Dalam hal
ini Gus Pin mencontohkan Syekh Munawir Krapyak, yang merupakan jenderal
Al-Qur'an Indonesia. Beliau menceritakan bahwa Syekh Munawir dapat menjadi
seperti itu karena berkah dari ayahnya, Kyai Abdullah Rosyad dan kakeknya Mbah
Hasan Bestari yang dulunya merupakan pengawal Pangeran Diponegoro. Keduanya,
dulu merupakan orang yang cinta terhadap Al-Qur'an dan juga orang yang
mencintai orang yang cinta terhadap Al-Qur'an.
Hikmah
Mencintai Al-Qur'an
Terakhir,
ketika kita telah mengetahui pentingnya mencintai Al-Qur'an, maka marilah kita
mulai mencintai Al-Qur'an, kita dekati Al-Qur'an, kita baca Al-Qur'an sedikit demi sedikit. KH.
Musthofa Bisri (Gus Mus) dalam sebuah kesempatan pernah menuturkan bahwa
langkah awal dari mencintai Al-Qur'an kita harus terbiasa dulu dengan
Al-Qur'an. Beliau menggambarkan, mencintai Al-Qur'an dapat dilakukan dengan
tahapan-tahapan, bila hari-hari biasanya dia tidak pernah meyentuh Al-Qur'an,
kita awali hari pertama dengan mulai menyentuh mushaf Al-Qur'an, kemuadian hari
kedua dilanjut dengan membuka Al-Qur'an, hari ketiga kita mulai membacanya walaupun
hanya satu ayat dan hal itu harus terus berlanjut sampai kita bisa benar-benar
dekat merasakan indahnya mencintai Al-Qur'an.
Mengenai
hikmah dari mencintai Al-Qur'an, Bapak Zaenal Arifin A.H menjelaskan, hikmah
dari mencintai Al-Qur'an sangatlah banyak sekali bahkan membacanya saja satu
hurufnya dikalikan sepuluh kebaikan. Beliau juga menambahkan bahwa kita sering
kali tidak nglegewo (menyadari, red) bahwa sebenarnya kita bisa berbuat
kebaikan itu adalah berkah dari membaca Al-Qur'an.
“Banyak
keuntungan yang akan kita dapatkan dan puncaknya kita akan mendapatkan syafaat
Al-Qur'an,” tutur Gus Chamim. Beliau juga menambahi, dalam hadist disebutkan
bahwa Al-Qur'an itu adalah hidangan prasmanan dari Allah yang dapat kita
nikmati. “Cintailah Al-Qur'an dengan cara banyak membacanya, karena dengan
banyak membaca akan dapat mempengaruhi keberkahan, kesuksesan dan juga kebaikan
pada dirimu masing-masing,” pesan Gus Pin.
Laporan :
Choerul
Munajad & Faidurrohamn
Editor :
Fikri N
Tidak ada komentar: