Indahnya Mencintai Al-Qur'an
Foto : Kegiatan Tadarus Hari Santri di Makam Masyayikh |
Al-Qur'an
adalah kalam qodim, kalam yang sudah ada pada zaman dulu kala (zaman azali) di
mana Allah SWT belum menciptakan makhluk apapun. Al-Qur'an juga disebut
Kalamulloh yaitu firman Allah SWT yang berisikan perintah, larangan, dan
nasehat-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantara Malaikat
Jibril AS. Dan Al-Qur'an diturunkan untuk menunjukan kebenaran kepada seluruh
umat manusia yang masih dalam kesesatan, kebodohan, dan belum tahu akan arti
sejatinya hidup ini.
Al-Qur'an
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian disebarkan pada semua manusia
yang ada pada daerah arab dan sekitarnya, termasuk Makkah Al-Mukarramah dan
Madinah Al-Munawwaroh. Pada saat itu mulailah perlahan manusia mulai menyadari
sejatinya hidup ini, di antaranya dengan mengenal Allah SWT dari petunjuk dalam
Al-Qur'an, ditambah juga lewat pengajaran yang sudah disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW yang juga disebut dengan “Hadits”.
Beralih
cerita, pada zaman sekarang, Al-Qur'an sudah dibukukan dan banyak ditemukan di
rumah, toko, masjid dan juga pondok pesantren. Namun, sayangnya Al-Qur'an kini
kurang diminati oleh Umat Islam. Kini mereka lebih cenderung menyukai aplikasi
yang ada pada smartphone mereka, seperti FB, BBM, IG, Whats App, COC, dll.
Itulah kelemahan kita, yang telah melupakan Al-Qur'an sebagai petunjuk kita,
sebagai penyelamat kita, sebagai penenang hati kita, dan sebagai obat dikala
kita sakit. Al-Qur'an adalah firman Allah yang seharusnya kita pelajari dan
kita aplikasikan kedalam setiap sendi kehidupan, serta kita jadikan teman di
manapun dan kapanpun kita berada.
Kita sebagai
kaum remaja yang katanya sering sakit hati karena patah hati, bolehlah kita
coba tenangkan dan obati hati kita yang tengah perih karena patah hati dengan
memperbanyak membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an akan menyejukkan, menyembuhkan
hati yang tengah sakit, gundah dan gelisah.
Alkisah,
suatu hari seorang santri datang kepada Syaikh Hasan Al-Basri. Sepenuh bahagia,
ia menghaturkan kabar tentang sahabatnya yang hafal Al-Qur'an. ''Syaikh,
sesungguhnya si fulan menjaga (menghafalkan) Al-Qur'an”, haturnya. Syaikh Hasan
Basri menjawab “Tidak, Justru sebaliknya Al-Qur'an yang menjaga dia”. Santri
itu merenung lama, hingga tiba waktu ia mengerti.
Kisah ini
menyirat pesan memakna, sejatinya seorang hamba itu membutuhkan Al-Qur'an dalam
segala. Al-Qur'an melakukan apa yang dilakukan hamba kepadanya. Bila hamba
berusaha “menjaganya“, maka Al-Qur'an berbalik menjaga sang hamba. Dan naungan
Al-Qu'ran hanya terbentang bagi mereka yang mau bernaung, yaitu di antaranya
dengan mencintainya dan memperbanyak membacanya.
Lain halnya
dengan KH. Munawir Krapyak, Jogja, yang sudah masyhur di kalangan santri
sebagai guru besar Al-Qur'an di tanah Jawa ini. Kemudian KH. Arwani Amin kudus,
Beliau ini merupakan beberapa orang yag merasakan keberkahan Al-Qur'an yang amat luar biasa, serta
mendapat kemulian baik dari Allah SWT maupun masyarakat sekitar.
Maka dari
itu, sebelum waktu dalam ruh kita diruntuhkan, mari kita mengingat syahdu,
tentang beberapa agungnya fadhol Allah SWT, menjadikan kita umat baginda Nabi
Muhammad SAW, yang kepadanya diturunkan Al-Qur'an. Marilah kita terus mengingat
bahwa kita hamba terpilih, yang di bentangkan kepadanya seluas khazanah
Al-Qur'an sebagai teman, pelindung dan penolong. Mari kita cintai Al-Qur'an,
marilah kita jadikan Al-Qur'an sebagai teman, marilah kita sibukkan waktu kita
untuk bermanjaan dengan Al-Qur'an, marilah kita jadikan Al-Qur'an sebagai
pelindung dan penolong kita.
Sebagaimana
Allah pasti akan mengabulkan doa setiap hamba yang kenan memunajat pinta, maka
Al-Qur'an pasti memberikan perlindungan kepada yang berlindung, pasti akan ada
yang menjaga kepada yang menjaganya, pasti akan jatuh cinta kepada yang
mencintainya, agar kita hidup bahagia dunia dan akhirat. Amin.
Penulis :
Muhammad
Zuhri Al-Furqon
Ketua PK
IPNU 2016 / 2017 MA Tajul Ulum
Tidak ada komentar: