Menyebar Virus Positif Zaman Now
Sekarang ini
banyak bertebaran postingan di media sosial dengan tagar #kidszamannow.
Beberapa pengguna, terlebih anak muda berdalih agar terlihat lebih keren dan
kekinian. Tapi, tau gak sih dari mana awal mula istilah kids zaman now?
Dilansir
dari androidseluler.com, istilah kids zaman now dimulai oleh sebuah akun
facebook yang mengatasnamakan Seto
Mulyadi, seorang pemerhati dan psikolog anak yang juga Ketua Komisi Nasional
Perlindungan Anak Indonesia. Setelah itu banyak bermunculan akun palsu atas
nama Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi.
Viralnya
istilah kids zaman now juga menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Melalui akun media sosialnya, Kemendikbud mencoba mengoreksi bahwa
seharusnya bukan memakai kata jaman, tetapi zaman. Sehingga menjadi kids zaman
now. Hal ini kemudian memicu munculnya banyak istilah yang disamakan dengan
istilah kids zaman now seperti santri zaman now, orang tua zaman now, guru zaman
now dan masih banyak yang lainnya.
Pola
Kehidupan
Kehidupan di
zaman now tidak sama dengan zaman
dahulu, misalnya bagaimana orang membaur dengan masyarakat, ramai-ramai
menggunakan fasilitas umum, atau mengutamakan musyawarah sebagai cara pengambilan
keputusan untuk memecahkan masalah. Ustadz M. Abdul Muiz, guru MA Tajul Ulum
lil Banat mengatakan, “Kebanyakan orang menganggap bahwa nakal itu keren. Kalau
ngga nakal ya ngga keren.” Dari anggapan semacam ini mulai adanya indikasi
sepesialisasi makna yang tentunnya mengarah kepada hal-hal bersifat negatif.
Tak hanya
masalah sudut pandang yang berubah ke arah negatif tetapi sifat kritis dan
kepedulian juga menurun. Seperti yang diungkapkan Bapak Taufiqul Hidayat,
“Sifat kritis dan rasa kepedulian pun ikut terkikis.” Banyak dari individu
kurang jeli dalam menanggapi suatu persoalan akibat arus dan hasil globalisasi
yang tidak disaring dengan kacamata
norma, serta kebudayaan yang berkembang di masyarakat lokal. Namun, tidak semua
sikap dari kids zaman now itu negatif, sisi positif pun pasti ada. Dengan
keanekaragaman teknologi yang siap memberikan kemudahan di hampir setiap lini
kehidupan manusia saat ini. “Seharusnya masyarakat, khususnya pemuda, harus
lebih bersemangat dengan melakuakan kegiatan positif, bukannya malah terbuai
oleh kondisi serba cepat seperti sekaranga ini,” jelas Guru Bahasa Inggris ini.
Seperti yang dikatakan oleh Mbah Hasyim Asy’ari “Menjaga tradisi dahulu yang
masih baik dan menggambil hal baru yang lebih baik.”
Menghadapi
era milenial sekarang ini, kita harus memperbanyak kegiatan positif dan mengubah pola pikir. Selain itu
kita harus tetap menjaga etika dan moral dari kebudayaan yang kita pegang.
Karena penyebaran istilah kids zaman now itu melalui media online, maka kita
harus mengganti pola pikir kita bahwa dari kids zaman now itu ada sisi
positifnya. Kemudian ramai-ramai mengunggah kegiatan positif yang disertai
caption kids zaman now. Dengan begitu virus positif dapat menyerang balik
hal-hal negatif yang ada di dunia maya.
Mengisi
Kegiatan yang Positif
Sejalan
dengan itu, Ustadz A. Mudzir mengingatkan kita supaya tetap mengikuti jalannya
salafus sholih, “Namun kita mengaplikasikannya menyesuaikan dengan keadaan pada
masa sekarang,” turtur beliau. Untuk mengisi kehidupan di zaman sekarang yang
penuh dengan pengaruh-pengaruh budaya luar, kita harus bisa menyikapinya dengan
pandai, jangan sampai kita menjadi orang-orang yang kudet. Namun jangan sampai
juga kita hanyut oleh perkembangan zaman sekarang ini, yaitu dengan mengaplikasikan
perkembangan zaman tersebut dengan mengikuti ajaran-ajaran yang telah diajarkan
oleh orang-orang terdahulu.
Laporan:
Najid dan
Riyan
Tidak ada komentar: