Cublak – cublak Suweng; Maha Karya Sunan Giri
Sumber gambar : https://ganaislamika.com/ |
Cublak-cublak
suweng, suwenge teng gelenter,
mambu
ketundhung gudel, pak empo lera-lere,
sopo
ngguyu ndhelikake, Sir-sir pong dele kopong,
Sir-sir
pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong.
Walisongo
dakwah menyebarkan agama islam di tanah Jawa dengan cara yang unik. Mereka
memadukan ajaran islam dengan kesenian dan budaya masyarakat lokal yang ada.
“Cublak-Cublak Suweng” misalnya yang merupakan salah satu lagu daerah yang
diciptakan oleh Sunan Giri sebagai media dakwah mensyiarkan Agama Islam di
Pulau Jawa dan lagu tersebut menyimpan banyak makna yang harus kita ketahui
sebagai pedoman hidup. Berikut filosofinya:
Cublak-cublak
suweng,
Cublak
suweng artinya tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa.
Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu suweng (suwung,
sepi, sejati) atau harta sejati.
Suwenge
teng gelenter,
Suwenge teng
gelenter, artinya suweng berserakan. Harta sejati itu berupa kebahagiaan sejati
sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.
Mambu
ketundhung gudel,
Mambu
(baunya) ketundhung (dituju) gudel (anak kerbau). Maknanya, banyak orang
berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan gudel)
mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya
untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Pak
empo lera-lere,
Pak empo
(bapak ompong) lera-lere (menengok kanan kiri). Orang-orang bodoh itu mirip
orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu
harta palsu, bukan harta sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan
karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.
Sopo
ngguyu ndhelikake,
Sopo ngguyu
(siapa tertawa) Ndhelikake (dia yg menyembunyikan). Menggambarkan bahwa barang
siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat harta sejati atau kebahagian
sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan
hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.
Sir-sir
pong dele kopong,
Sir (hati
nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati
nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada menemu tempat harta
sejati (cublak suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri
dari atribut kemelekatan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum
sumeleh,rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa
dan mengasah tajam sir-nya atau hati nuraninya, hawa nafsu dsb. Dengan hati
nurani akan lebih mudah menemukannya, tidak tersesat
Kesimpulan
Pesan moral lagu dolanan “Cublak Suweng” adalah:
“Untuk
mencari harta kebahagiaan sejati janganlah manusia menuruti hawa nafsunya
sendiri atau serakah, tetapi semuanya
kembalilah ke dalam hati nurani, sehingga harta kebahagiaan itu bisa meluber
melimpah menjadi berkah bagi siapa saja ”.
Tidak ada komentar: