Bersetia dengan Dunia Literasi
“Semua hal
tentang Kristal bagi saya sangat mengharukan. Meskipun hanya setahun tetapi
keterlibatan pada saat persalinan Kristal itu pengalaman yang sangat luar
biasa.”
Itulah kesan
mendalam yang dirasakan laki-laki kelahiran Raman Utara 32 tahun yang lalu. Muhammad
Nasrudin adalah salah satu orang di balik lahirnya Kristal, yang masih setia
bergelut dalam dunia literasi hingga sekarang. “Bagi saya pribadi, Kristal
meletakkan fondasi penting bagi saya dalam konteks berpikir ilmiah, manajemen
keredaksian, dan terutama dunia literasi, sebuah dunia yang terus saya geluti
dan menjadi sumber penghidupan bagi saya dan keluarga saya hingga saat ini,
nyaris 15 tahun kemudian. ” ujarnya.
Hobi
Membaca dan Menulis
Mengawali
sekolah di SD Negeri 5 Mataram Ilir, dilanjutkan di MTs Roudlotul Ulum Mataram
Ilir dan di MA Tajul Ulum. Setelah semasa sekolah menjadi pelopor gerakan
literasi, begitupun ketika kuliah di IAIN Walisongo, Nasrudin juga aktif di
Lembaga Pers Mahasiswa Justisia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi editor/promotor
penerbit Jalasutra Yogyakarta, Sekred Jurnal An-Nur, STIQ An-Nur Bantul, Owner
Publishing House, wakil pimred redaksi majalah Bangkit PWNU DIY.
Berawal dari
keterlibatanya di pengelolaan Mading MATU, Mading PPST, Buletin Kristal,
Perpustakaan Pondok. Dari situlah, pria yang bekerja sebagai dosen tetap Fakultas Syariah IAIN Metro, Lampung ini
mulai senang membaca. Kepiawaiannya dalam menulis merupakan bonus dari hobi
membacanya. “Hal ini terus saya kembangkan ketika di Semarang, Jogja, dan sekarang
di Metro, Lampung,” Ujarnya. Pernah diminta sorogan belasan kitab-kitab kecil
oleh KH. Anshor Syamsuri, 10 tahun kemudian beliau di dawuhi untuk membaca
kitab-kitab tersebut di pondok Krapyak dan pondok BSE Krapyak. Ini terus
bermanfaat baginya hingga sekarang, 15 tahun kemudian, kitab-kitab itu beliau
bacakan juga di kampungnya.
Dari hobi
membaca dan menulisnnya, pria yang pernah menjadi wisudawan terbaik Fakultas
Syariah IAIN Walisongo telah menerbitkan buku yang berjudul “Fikih For Teens,
Anak Gaul Paham Islam” (Yogyakarta: Jauza, 2009). Selain itu, puluhan artikel
dan esainya yang dimuat di jurnal ilmiah dan media massa.
Salah
Seorang Pencetus Kristal
Dalam
wawancara dengan tim redaksi Kristal lewat surat elektronik, suami dari Lukluul
Maknun-yang juga alumni MA Tajul Ulum ini, menceritakan awal mula berdirinya
Kristal.
Berawal dari
banyaknya siswa yang aktif di organisasi, baik di pondok maupun di sekolah
tepanya pada tahun 2002-2003, dan mereka rata-rata suka menulis. Maka,
aktivitas mading atau majalah dinding berjalan dengan lancar.
Setahun
kemudian, menjelang lengser dari kepengurusan OSIS, seusai jam sekolah Pak
Labib dan Pak Ali Mas'udi (saat itu Waka Kesiswaan) mengumpulkan Nasrudin
bersama teman-teman untuk memikirkan sebuah media yang lebih visioner dan lebih
awet ketimbang mading. Hingga akhirnya tercetus nama Kristal, yang merupakan
akronim atau singkatan dari dari Kreasi Siswa-Siswi MA Tajul Ulum.
Nasrudin
Bersama Mas Mujab, Mas Azis Muslim, mencari satu artikel. Kemudian artikel
tersebut mereka bawa ke Bu Yuni Widhi Astuti. Yang pada masanya merupakan guru Bahasa Indonesia. Mereka meminta beliau
untuk menyunting naskah mentah tersebut.
Salah satu tulisan Nasrudin |
Nasrudin dan
teman-teman kemudian menyiapkan naskah untuk edisi bulan selanjutnya. Dengan
pola yang sama, dan ada beberapa rubrik yang di tambah. seperti esai, cerpen,
humor, karikatur, cuplikan qoul hikmah, dan seterusnya.
Proses
seperti itu terus mereka jalani selama nyaris setahun. Pada akhirnya karena
mereka merupakan siswa kelas 12, yang akan segera menjalani Ujian Akhir
Nasional dan segera meninggalkan sekolah. Kristal kemudian merekrut anggota
baru. Adik-adik kelas yang aktif di mading, atau sering mengirimkan karya di
Mading itulah yang kemudian direkrut untuk menjadi pengelola Kristal.
Selanjutnya
Nasrudin juga berpesan kepada siswa-siswa yang ada di MA Tajul Ulum agar tidak
reaktif di dunia media sosisal. Ketika melihat informasi yang kurang pas di
hati, jangan langsung merespons. Tenangkan diri, periksa apakah berita tersebut
benar atau tidak. Karena ada banyak pihak yang berkepentingan di dunia medsos.
karena kita tidak tahu siapa yang bermain di balik sebuah isu tertentu yang
dimainkan di dalamnya, apa tujuanya, maslahat atau sebaliknya. “Tebarkan
kedamaian dan keramahan di dunia sosmed. Sebarkan kegiatan yang menarik,
gagasan yang menyejukkan dan inspiratif di sosmed. Santri harus menjadi bagian
dari generasi muda yang tidak hanya memanfaatkan sosmed untuk kepuasan pribadi,
melainkan untuk syiar islam ala ahlissunnah wal jamaah an-nahdliyah.” Tambahnya
kepada siswa-siswa MA Tajul Ulum. (Riyan)
Baca juga : Biodata Lengkap Muhammad Nasrudin dan Wawancara Online bersama Pendiri Kristal
Baca juga : Biodata Lengkap Muhammad Nasrudin dan Wawancara Online bersama Pendiri Kristal
Tidak ada komentar: