Konflik untuk Diri Sendiri

Sumber gambar : www.haibunda.com

Mengutip dari buku "Suara Adzan di Puing-Puing WTC", karya Imam Rouf Faisal, salah satu tokoh islam di New York City. Tidak ada konflik yang didasarkan pada kepentingan perdamaian atau keadilan, yang ada hanyalah konflik untuk kemaslahatan diri atau kelompok mereka sendiri. Beliau mengklasifikasikan ada dua sumber konflik, yaitu :

1. Didasarkan oleh perampasan terhadap aset yang dimiliki
Disini beliau mengatakan salah satu sebab dari sebuah konflik adalah dihilangkannya sesuatu yang dimiliki, entah itu bersifat dhohir atau bathin entah itu bersifat fisik atau bersifat nonfisik. Seperti apa yang kita lihat saat ada orang memukul atau menghina orang kemudian orang yang didzolimi membalasnya. Hal ini sebabkan karena orang yang kedua merasa telah dirampas aset kemanusiaan yang dia miliki, yang kemudian dia tidak menerimanya. 

2. Konflik yang didasarkan dengan perebutan kekuasaan
Ketika kita melihat ada sepasang suami istri yang berkelahi karena menentukan warna mobil yang akan mereka beli, hal tersebut bukan soal warna mobil tapi siapa yang akan menentukan dan berkuasa dalam menentukan warna mobil tersebut, sehingga terjadilah konflik perebutan kekuasaan. 
Contoh lain bisa kita lihat dengan lingkungan kita. 

Dari dua sumber tersebut menunjukkan bahwa semua sumber konflik itu didasarkan oleh kepentingan mereka sendiri. Kita sering tidak berfikir objektif karena kita memiliki emosional yang menuntut untuk memenuhi kebutuhan. 

Saya akan mununjukan contoh kecil tentang konflik, ada orang dewasa yang menasihati anak kecil yang merokok. Kemudian anak tersebut memberontak dan tak mau mengikuti nasihat dari orang tersebut. Merasa dirinya telah dihina dan tak dihargai, orang dewasa tersebut memukul anak itu. Pada contoh di atas, usaha yang dia lakukan untuk menasihati anak itu memang baik, tapi karena dirinya merasa dihina ketika dibantah, maka emosinya naik dan akhirnya pun dia sendiri memukul anak tersebut. Justru hal-hal seperti ini yang harus dihindari, menjadikan alasan untuk memukul karena anak itu merokok. Padahal, aksi memukul itu terjadi, lantaran orang tersbut karena belum mampu mengendalikan diri. (Ainin Ni'am)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.