Citra Pemimpin, Citra Bangsa



Indonesia adalah negara yang besar dengan keanekaragaman yang luar biasa tinggi. Dan setiap orang mempunyai pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda. Maka, dengan adanya hal itu, Indonesia membutuhkan seorang pemimpin dengan gaya kepemipinan yang bisa menyatukan bangsa Indonesia. Dan seorang pemimpin memliki tujuan mensejahterakan rakyat dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan (proklamasi).

Bukan Sekedar Obral Janji
Di zaman serba canggih ini, banyak pemimpin yang memanfaatkan jabatannya hanya untuk memperoleh kehormatan, kekayaan, dan ketenaran. Padahal seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanatkan oleh rakyat. Maka dari itu, seorang pemimpin sudah seharusnya mempunyai sifat jujur, bijaksana, adil, merakyat, serta ikhlas. Jika seorang pemimpin tidak memiliki sifat tersebut, maka ia akan memimpin dengan sesuka hati mereka, tanpa mempertimbangkan amanat rakyat.

Seperti yang telah terjadi saat ini, bisa disebut sebagai “obral janji”. Ketika tahun politik, banyak sekali pemimpin dan aparatur pemerintahan menyebarkan visi dan misi mereka. Berjanji akan membangun ini-itu ketika ia terpilih. Namun apa yang terjadi? ketika mereka telah terpilih dan dilantik, seakan mereka lupa ingatan seperti orang yang baru terlahir dari kandungan ibunya. Ketika dituntut janjinya, mereka bilang, “Janji? janji apa?” Hal ini membuat rakyat muak, kenyang, dan bosan dengan omong kosong yang disebut janji itu.

Masyarakat milenial sekarang tidak butuh sekadar janji namun bukti. Masyarakat telah kenyang dengan janji yang telah diobralkan dan dijualkan. Panggung politik sekarang menjadi panggung animasi yang berisi kebohongan belaka. Rakyat saat ini haus akan bukti, karena rakyat merasa dibohongi dan dirugikan akibat janji itu. Mereka menyebar janji namun tak menyebar bukti.

Pemimpin Pemersatu Bangsa
Selain harus menepati janji, pemimpin juga harus mampu menjadi pemersatu bangsa. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara dengan suku bangsa terbanyak di dunia dan setiap suku memiliki budaya, bahasa, dan karakter yang berbeda-beda.

Bukan hanya keadaan ekonomi, budaya, dan politik yang menjadi sorotan. Namun seorang pemimpin juga menjadi sorotan baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Seorang pemimpin dianggap berhasil ketika rakyat damai, aman dan tenteram serta gemah ripah loh jinawi. Maka orang luar daerah akan menilai baik dari segi strategi kepemimpinan, pola pikir dan pembangunan fisik. Rakyat pun senang, dan akan mengingat jasa-jasa orang yang telah membuat daerahnya maju dan sejahtera.

Pemimpin juga pemersatu bangsa. Pemimpin bisa meniru cara kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wassalam. Salah satunya yaitu saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, Nabi memepersatukan dua suku besar Madinah yang puluhan tahun berperang. Karena diadu domba oleh bangsa yahudi, yakni suku Aus dan suku Khazraj. Mereka berperang tanpa ada seorang pun yang bisa mendamaikan kecuali Nabi Muhammad. Dengan demikian, Nabi hijrah ke Madinah bukan untuk memprovokasi masa, namun Nabi datang dengan Rahmatan lil ‘Alamin.  Sehingga lahirlah Piagam Madinah yang menjadi dasar perdamaian masyarakat Madinah kala itu, dan terciptalah perdamaian antar suku, agama dan ras masyarakat Madinah.

Jika seorang pemimpin mencontoh cara kepemimpinan Nabi, baik dari akhlakul karimah Nabi, kasih sayang (lemah lembut) dan kebijaksanaan Nabi ketika menyelesaikan masalah suku Aus dan Khazraj, maka dia akan menjadi pemimpin yang hebat dan disayangi oleh rakyatnya, Dan juga rakyat akan bersatu dengan jiwa toleransi tinggi.

Pemerintahan yang Baik
Suatu negara harus memiliki sistem pemerintahan yang baik dan mendukung tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta rakyat mempunyai hak untuk terlibat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang paling baik dan banyak digunakan oleh negara berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Menurut Carol C. Gould, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang di dalamnya rakyat memerintah sendiri, baik partisipasi langsung dalam merumuskan keputusan yang mempengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil rakyat.

Dalam sistem ini, rakyat harus aktif dalam dunia politik maupun kepemerintahan, serta berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rakyat tidak hanya berkedudukan sebagai objek, tetapi juga menjadi perhatian penting aparatur negara dan pemerintahan, karena pada hakikatnya mereka adalah penyelenggara amanat rakyat.

Namun, yang terjadi sekarang adalah banyak aparatur negara dan pemerintahan bukan menjadi penympin aspirasi rakyat, tetapi justru menjadi penghambat aspirasi rakyat. Mereka telah tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan uang triliunan rupiah yang sebenarnya hak rakyat malah mereka selundupkan.

Seharusnya negara penganut demokrasi mempunyai karakteristik menjamin dan melindungi hak-hak warga negara. Suatu pengadilan yang adil tanpa memihak, bebas berpendapat, dan bebas berserikat.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.