Mengurai Akar Kenakalan Remaja
Sumber gambar : ZonaSultra.com |
Hari itu (Rabu, 5/2/2020) menjadi hari yang tak
terduga bagi Samuel Naiggolan (14), siswa SMP HKBP Sidikalang, Dairi, Sumut.
Berawal dari saling ejek dengan temannya, SO (14), kemudian berlanjut menjadi
duel perkelaihan di halaman sekolah. Naas bagi Samuel, dadanya terkena
tendangan yang mengakibatkan dia tersungkur. Guru yang melihat peristiwa
tersebut langsung mendatangi mereka berdua. Namun, nyawa Samuel sudah tidak
tertolong, sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Sidikalang. Malang bagi SO,
ditetapkan menjadi tersangka di usianya yang masih sangat muda (merdeka.com).
Kenakalan remaja yang terjadi seperti perkelahian
antar pelajar di atas, masih sering terjadi di negeri ini. Sebuah ironi
tersendiri dalam dunia pendidikan. Lembaga yang digadang bisa mendidik dan
membentuk akhlak mulia peserta didik, ternyata jauh panggang dari api. Selain
perkelahian, masih ada banyak lagi kenakalan-kenakalan yang melibatkan para
siswa SMP-SMA maupun yang sederajat.
Dekadensi moral karena kenakalan remaja yang semakin
marak terjadi di mana-mana, membuat citra bangsa semakin merosot. Remaja yang
diharapkan menjadi ujung tombak penerus bangsa, membuat sesepuh bangsa menjadi
ragu dan ibu pertiwi menangis.
Mengetahui penyebab kenakalan remaja
Kenakalan remaja pada dasarnya merupakan
permasalahan sosial atau penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma dan
adat istiadat dalam masyarakat. Kenakalan remaja ini biasa didominasi oleh
kalangan anak SMP, SMA dan sederajat. Mengapa begitu? Hal ini karena beberapa
faktor, internal dan eksternal.
Faktor internal, adalah berkaitan dengan diri remaja
itu sendiri. Pada usia ini, seseorang masih sangat labil dalam hal emosi dan
psikologis, serta mudah terpengaruh oleh hal-hal dari luar, baik positif
ataupun negatif. Namun, faktor negatif lebih cepat memberikan pengaruh dari
pada yang positif. Selain itu, di usia remaja, rasa ingin tahunya sangat besar
dan cenderung tidak suka berpikir panjang. Sikap ini menjadikan remaja sangat
suka mencoba hal-hal baru, tanpa memikirkan apakah itu baik atau buruk. Mereka
hanya memandang kemaslahatan bagi dirinya sendiri. Sehingga, banyak dari para
remaja terjebak dalam gaya hidup hura-hura, karena bagi mereka sangat menarik.
Selanjutnya adalah faktor eksternal, dunia luar yang berpengaruh terhadap
perkembangan fisik dan psikis remaja. Ada keluarga dan lingkungan pertemanan. Keluarga
merupakan ‘instituti utama’ dalam membentuk karakter remaja. Harmonis dan
tidaknya sebuah keluarga, akan berdampak kepada emosi dan karakter remaja. Keluarga
yang harmonis, secara tidak langsung akan memberikan energi positif kepada
anak. Berbeda jika dalam sebuah keluarga sering terjadi perkelahian antara
kedua orang tuanya, bahkan sampai bercerai (broken home). Anak dari
keluarga broken home akan kekurangan kasih sayang dan perhatian dari kedua
orang tua, hingga menyebabkan remaja mencari tempat di luar rumah untuk
bernaung dengan menunjukkan kenakalannya. Namun, kasih sayang dan perhatian
yang berlebihan juga tidak baik bagi anak, karena merasa keinginannya wajib
dipenuhi sampai ia beranjak remaja. Dengan begitu, ia akan bertindak semaunya.
Selain faktor keluarga, faktor lainnya ialah lingkungan
tempat tinggal dan teman sepermainan. Remaja yang tidak dibimbing dengan baik
di rumah oleh orang tuanya, akan mengikuti teman di pergaulannya. Oleh karena
itu, pergaulan remaja harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua. Ada juga yang
berpendapat bahwa teman sepermainan memiliki andil terpenting dalam hal ini.
Dari teman sepermainan itulah, segala bentuk pergaulan masuk dalam diri seorang
remaja. Terkadang ada teman yang membawa dampak positif bagi seorang remaja.
Misalnya yang akan menambah motivasi untuk belajar. Namun, ada pula teman yang
akan membawa dampak negatif pada seorang remaja. Hah -hal yang negatif inilah
yang perlu diajauhi.
Lingkungan
tempat tinggal juga bisa menjadi faktor penyebab kenakalan remaja. Jika
lingkungan tempat tinggalnya banyak pelaku buruk seperti mabuk-mabukan, judi,
pencurian, narkoba dan lain-lain, bisa jadi remaja akan terpengaruh.
Selain
beberapa faktor di atas, seperti dikutip dari liputan6.com yang juga berpengaruh
terhadap kenakalan remaja adalah faktor agama, ekonomi dan perkembangan
teknologi. Setiap orang tua wajib memberikan anak-anaknya pendidikan tentang
agama. Karena dari pendidikan agama lah, anak mendapatkan pelajaran tentang etika
dan moral.
Selanjutnya
adalah faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang kekurangan dapat
membuat anak remaja bertindak nakal dan melakukan tindakan kriminal, seperti
pencurian. Banyaknyakeinginan seorang remaja dapat membuatnya nekat memenuhi
keinginan tersebut dengan jalan apapun. Namun, tidak hanya kekurangan ekonomi
yang menjadi faktor penyebab kenakalan remaja, remaja dengan kelebihan ekonomi
juga dapat berbuat kenakalan. Hal ini disebabkan oleh faktor dimanja seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, membuat remaja menjadi cenderung berbuat
semaunya.
Faktor penyebab kenakalan remaja yang terakhir adalah perkembangan
teknologi informasi. Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor yang harus
sangat diperhatikan dewasa ini. Kemajuan teknologi memang bisa menjadi pemudah
untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk belajar dan ilmu
pengetahuan, namun di sisi lain hal ini juga dapat merusak remaja dengan sangat
mudah.
Yang perlu
diperhatikan juga terkait perkembangan teknologi. Pengaruh internet yang
membuat semua informasi di seluruh dunia bisa didapatkan oleh remaja dapat
berakibat buruk. Apalagi bila hal ini tidak dikontrol dan dibimbing oleh orang
tua. Konten-konten yang seharusnya hanya dibuka oleh orang dewasa bisa saja
dibuka oleh anak remaja dengan mudah, yang tentunya akan berakibat buruk
nantinya bila tidak ada bimbingan yang baik.
Solusi untuk Para Remaja
Setiap permasalahan yang ada harus segera dicarikan
solusinya, begitu juga terkait kenakalan remaja. Perlu adanya perhatian khusus,
pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat terhadap persoalan remaja. Karena
masa remaja merupakan masa yang paling menentukan untuk kehidupan di masa depan.
Tidak hanya untuk remaja itu sendiri, tetapi juga untuk bangsa, Negara dan
agama.
Banyak orang mengatakan bahwa, masa remaja adalah
masa di mana seorang insan mencari jati dirinya. Remaja akan mencoba dan melakukan
banyak hal baru di kehidupan meraka. Maka dari itu, remaja perlu merenungkan
jalan hidup yang dilalui sekarang ini. Bagaimana kehidupan keluarga, lingkungan
sekitar dan teman-teman sepergaulan. Jangan sampai remaja salah memilih langkah,
yang nantinya akan menyebabkan tersesat dan menyesal.
Perlu adanya kerjasama antara remaja, orang tua,
guru dan pihak-pihak terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Orang tua harus memastikan bahwa rumah dan keluarga
adalah madrasah pertama bagi anak, orang tua harus memberikan teladan dengan
akhlak mulia. Sekolah menjadi tempat belajar, bersosialisasi dan mengembangkan
bakat minat remaja. Remaja juga harus memperhatikan lingkungan sekitar rumah
dan dunia pertemanannya. Yang tak terlewatkan, remaja juga harus bisa
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Marilah isi masa remaja kita ini dengan berbagai hal
yang positif, seperti mengikuti berbagai organisasi di sekolah, mengikuti
ekstrakurikuler sebagai sarana pengambangan bakat minat dan banyak membaca-baik
buku atau pun informasi bermanfaat lainnya.
Sebagai remaja, apalagi yang masih duduk di bangku
sekolah atau belajar di pondok pesantren, yang harus kita lakukan adalah
belajar dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya, ambil semua ilmu yang diberikan
oleh guru kita serta teladani akhlak mereka. Hingga di kemudian hari kita bisa
mengamalkannya sebagai wujud laku ilmu yang bermanfaat.
Semoga dengan kita mengisi masa remaja kita ini
dengan berbagai hal positif, nantinya juga akan membawa kita ke masa depan yang
cerah. Dan bagi para milenial, marilah kita bersama membangun bangsa.[]
Ditulis oleh:
Dwika Muhammad
Ansori
Siswa Kelas X
MIA 1
x
Tidak ada komentar: