Ketua Yayasan Tajul Ulum Tegaskan Kemerdekaan adalah Nikmat yang Harus Disyukuri
Brabo, kristalmedia.net – Ketua Yayasan Tajul Ulum, Bapak H. Mu’tamir Hilmy Mujtaba, S.Pd., meminta kepada seluruh ustadz/ustadzah, karyawan/karyawati, siswa/siswi, pengurus yayasan, pengawas dan pembina Yayasan Tajul Ulum untuk mengupayakan dan mengisi kemerdekaan dengan hal baik.
“Sebagai generasi
penerus bangsa, kita harus upayakan dan mengisi kemerdekaan ini dengan
prestasi, kerukunan, kerja sama dan hal baik lainnya. Agar pahlawan bangga dan
bahagia kepada kita,”
jelas Gus Hilmy ketika memberi amanat dalam Upacara Pengibaran Bendera Merah
Putih memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia di halaman MTs Banin Tajul
Ulum, Kamis (17/8/2023).
Gus Hilmy juga
memaparkan, bahwa kemerdekaan merupakan hasil perjuangan yang mulia dari
pahlawan, bukan karena belas kasihan atau sekadar pemberian dari penjajah.
Beliau menekankan pentingnya usaha kita melanjutkan perjuangan para pahlawan. Karena merdeka
bukanlah tujuan akhir para pahlawan.
Bung Hatta pernah berkata,
Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanyalah syarat untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.
Para pahlawan rela mengorbankan harta, benda bahkan nyawa. Banyak di antara mereka yang sudah tiada. Bahkan ada yang berjuang tapi tidak menikmati kemerdekaan karena gugur di medan pertempuran. Beliau berpesan untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan, karena kemerdekaan adalah salah satu nikmat yang diberikan Tuhan kepada rakyat Indonesia.
Hormat Bendera
Wujud Rasa Syukur
Dalam amanatnya,
beliau juga bercerita. Pernah suatu hari Mbah Kyai Umar Abdul Manan, Solo
mendapat pertanyaan tentang hukum hormat bendera.
“Menawi miturut
panjenengan, pripun hukumipun hormat dateng bendera merah putih?”
(Kalau menurut panjenengan, bagaimana hukum hormat kepada bendera merah putih?)
Mbah Kyai menjawab,
Aku iku wong bodho, aku ora melu rekoso berjuang mengusir penjajah. Tapi aku melu ngrasakke nikmate negoro merdeka. Alhamdulillah. Coroku, hormat bendero iku minongko nglahirke roso syukur marang Allah Ta’ala, ora mergo nyembah bendero. Tak kiro ora ono wong sing hormat bendera sing niate nyembah.
(Saya ini orang bodoh, tidak ikut merasakan berjuang mengusir penjajah. Tapi saya ikut merasakan nikmatnya negara merdeka. Alhamdulillah. Menurut saya hormat kepada bendera adalah wujud rasa syukur kepada Allah Ta’ala, bukan karena menyembah bendera. Saya kira tidak ada orang yang hormat bendera memiliki niat untuk menyembah bendera)
Gus Hilmy
menambahkan keterangan dari Syaikh Muhammad Tontowi yang terdapat di dalam
kitab Tafsir Al Wasith:
حقيقة
الشكر الإعتراف بأنّ النّعم من الله واستعمالها فى المواضع التي ارشدت اليها
الشريعة
Hakikat syukur adalah
pengakuan bahwa nikmat itu berasal dari Tuhan dan menggunakannya di tempat yang
telah dituntun oleh syariat.
“Semoga Allah
selalu memberikan kekuatan kepada kita, agar dapat mengisi kemerdekaan dengan
selalu bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” pungkas Gus Hilmy.
Reporter: Ahmad
Nihalullah
Editor: Ahmad Fahmi
ASD
Tidak ada komentar: