Menepis Masifnya Konten Porno
Konten porno berpengaruh kepada manusia seperti zat adiktif, yaitu menjadi pemicu dorongan berlebih yang mengarah ke pengeluaran dopamin tingkat tinggi yang tidak wajar. Hal ini dapat merusak sistem dan membuat otak tidak responsif terhadap sumber kesenangan alamiah. Penikmat konten porno mengalami gejala depresi yang lebih besar, kualitas hidup yang lebih rendah, dan kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak menonton konten porno. Konten vulgar porno tidak hanya memicu ketagihan serius, tetapi juga membentuk pergeseran emosi dan perilaku sosial masyarakat. [1]
Ketiga,
tahap desentisisasi yakni menipisnya sensitifitas dan pecandu kian
permisif dan kebal dengan segala sesuatu yang berbau porno, karena dianggap
sebagai hal lumrah. Terakhir, tahap acting out yaitu dorongan
untuk mulai mempraktikkan apa yang selama ini ditonton: mencari pasangan
bersetubuh dan melakukan adegan yang disukai dari konten porno.
Gawai
atau handphone telah memberikan akses yang yang tak terbatas. Ketik apapun di
google, akan muncul hasil pencarian di layar hape yang digenggam. Perkembangan
tentu memiliki efek samping, laju perkembangan teknologi informasi yang begitu
pesat terdapat problem yang membersamainya dan terkadang luput kita diskusikan:
masifnya konten vulgar dan kekerasan di dalamnya.
Era
digital membuat anak-anak lebih mudah mengakses teknologi melalui gawai dan
internet mereka. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan
karakter anak, terlebih lagi ketika anak-anak ini terpapar konten negatif
vulgar. Rasa ingin tahu yang tinggi adalah motif awal anak-anak mencari hal apapun
melalui initernet, jika tidak ada peran pengawasan dari orang dewasa atau
keluarga, anak begitu mudah mengakses hal negatif, termasuk juga konten
pornografi.
Problem
ini baru muncul ke permukaan setelah beberapa waktu berlalu, anak di bawah umur
mengakses konten vulgar dari gawai yang dimilikinya. Mudahnya akses terhadap
teknologi kerapkali tidak dibarengi dengan kecerdasan literasi digital. Orang
tua yang tidak mengetahui dasar mengoperasikan handpone yang baru mereka beli
dan anak yang penasaran dengan beragam hal adalah sebuah paket komplit.
Minimnya literasi digital menjadikan diri lebih rentan dan beresiko. Apalagi
sekarang, website penyedia konten porno memberikan akses tidak berbayar dan
anonimitas sehingga generasi saat ini akan lebih rentan terhadap dorongan
berlebih penggunan konten porno.
Apa
itu Safe Search? Safe Search adalah fitur yang terkandung
di mesin pencari Google yang bertujuan untuk mengeliminasi situs-situs website
yang mengandung konten pornografi muncul di daftar hasil pencarian. Google
meluncurkan fitur Safe Search pada tahun
2000 silam. Dalam siaran resmi Google, Safe Search diluncurkan untuk
memastikan konten dewasa jauh dari jangkauan anak-anak. Pada tahun 2012 Google
mengembangkan fitur Safe Search untuk bisa juga memfilter hasil
pencarian berbasis gambar.
Melindungi
diri dan keluarga dari bahaya pornografi di dunia digital akan jauh lebih
mengena jika disertai dengan praktik cara melakukannya secara langsung. Penulis
mencoba memberikan tips dan tata cara upaya preventif agar terlindung dari
bahaya pornografi.
Dari
sisi kecakapan digital, penulis memberikan cara sederhana mengaktifkan fitur Safe
Search, mengenal fitur dan fungsi pada aplikasi Kontrol Orang Tua semisal Google
Family Link atau Microsoft Family Safety, mengatur keamanan mesin
pencari, melaporkan konten dan gambar pornografi, dan beberapa tips agar
terhindar dari konten pornografi,
Langkah awal mengaktifkan fitur Safe Search pada mesin pencarian Google adalah dengan membuka mesin pencarian Google dengan aplikasi web browser terlebih dahulu, kemudian ketik alamat url: https://www.google.com. Kedua, setelah halaman utama mesin pencarian Google muncul, silakan terlebih dahulu login ke akun kita. Hal ini agar pengaturan menjadi permanen dan berlaku pada akun kita. Bila mau melakukan pengaturan satu kali pakai, maka tidak perlu melakukan login akun, tetapi setiap kita mau memakai mesin pencarian Google maka kita harus mengatur ulang kembali.
Ketiga, pada menu di bagian bawah, pilih menu Setelan. Dan terakhir pada menu pop-up yang muncul, pilih Setelan Penelusuran. Setelah berada di halaman Setelan Penelusuran, perhatikan pada bagian Filter Safe Search. Lalu centang pada pilihan Aktifkan Safe Search (Turn on Safe Search). Mengaktifkan Safe Search membantu menyembunyikan konten vulgar eksplisit, seperti konten pornografi.
Alumni MATU Tahun 2013 Jurusan Bahasa
Tidak ada komentar: