Menjadi Khatimin; Prestasi dan Kebanggaan Seorang Santri

Prosesi Estafet Sima'atul Qur'an santri putri. Dok. IG: sirojuth_tholibin_brabo

Brabo, kristalmedia.net - Sutresno begitu bahagia, akhirnya mimpinya sebagai khatimin (sebutan untuk santri yang mengikuti khataman) terwujud. Dia telah menyelesaikan setoran bacaan Al Qur’an 30 Juz dengan Bin Nadhor (membaca) kepada guru ngajinya di pondok dan berhak menjadi satu di antara 455 khatimin lainnya. Tidak hanya itu, dia juga telah menghafal enam surat-surat pilihan sebagai syarat mengikuti Khatmil Qur’an kategori Bin Nadzar.


Menjadi peserta Khotmil Qur’an bagi Sutresno merupakan suatu prestasi dan kebanggaan tersendiri sebagai seorang santri. Apa yang diraih Sutresno bukan sesuatu yang mudah. Ada usaha dan kerja keras yang dilakukan. Dia bercerita, betapa lamanya perjuangan mengikuti khataman, mulai dari pendaftaran, kemudian mengikuti tikrar (mengulang bacaan/hafalan Al Qur’an) selama masa latihan, hingga akhirnya menjadi khatimin.


Ada beberapa tantangan saat mengikuti tikrar, yaitu waktu tikrar yang berbarengan dengan sorogan (salah satu metode mengaji di pondok) dan kondisi badan yang kurang fit saat masa masa-masa latihan. Sutresno menuturkan, latihan khataman dilaksanakan tiga kali sehari, setelah sholat Subuh, setelah sholat Dhuhur (dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB) dan setelah sholat Isya’ sampai pukul 10.30 WIB. Tetapi ia tidak mengikuti latihan setelah shalat Isya’, karena ia harus masuk sekolah takhasus (Madrasah Diniyyah Khusus di Ponpes Sirbin). Latihan tersebut ia lakukan selama satu bulan.


Sutresno juga menuturkan, perjuangan terberat adalah ketika seleksi dengan Gus Hilmy, sapaan akrab KH. Mu’tamir Hilmy Mujtaba. Ia merasakan ketegangan yang luar biasa ketika berhadapan langsung dengan putra ketiga KH. Ahmad Baidlowi tersebut. Beruntung, ia bisa melewati momen tersebut dan bisa mengikuti Khatmil Qur’an yang tidak sembarang orang bisa mengikutinya.


455 Peserta Ikuti Khotmil Qur’an ke-35 Ponpes Sirojuth Tholibin


Khotmil Qur’an merupakan serangkaian prosesi yang dijalani santri ketika telah selesai mengaji Al Qur’an. Ada tiga kategori peserta Khotmil Qur’an di Ponpes Sirbin. Pertama, Peserta Juz ‘Amma, yaitu santri yang telah selesai mengaji (setoran) hafalan Juz 30. Kedua, Peserta Bin Nadzar, yaitu santri yang telah selesai mengaji (setoran) membaca Al Qu’an 30 juz. Ketiga, Peserta Bil Ghaib, yaitu santri yang telah selesai mengaji (setoran) hafalah Al Qur’an 30 juz. Khusus bagi peserta Bin Nadzar ada tambahan syarat, yaitu menghafal surat-surat pilihan; QS. As Sajdah, QS. Yaasiin, QS. Ad Dukhan, QS. Al Rahman, QS. Al Waqi’ah dan QS. Al Mulk. Selain itu, ketika mengaji santri juga harus memperhatikan dan mempraktikkan cara membaca, tajwid dan makharijul huruf yang baik dan benar sesuai arahan dari guru.


Khatmil Qur’an edisi ke-35 tahun ini diikuti sebanyak 455 santri putra dan putri, dengan rincian 4 peserta Bil Ghaib Putra, 45 peserta Bil Ghaib Putri, 58 peserta Bin Nadhar Putra, 49 peserta Bin Nadhar Putri, 174 peserta Juz ‘Amma Putra dan 145 peserta Juz ‘Amma Putri.


Acara Khatmil Qur’an diawali dengan Estafet Sima’atul Qur’an oleh khatimin-khatimat Juz ‘Amma dan Bin Nadzor di dua tempat berbeda. Estafet Sima’atul Qur’an santri putra bertempat di Masjid Al Muhajirin, diikuti 232 santri putra dengan penyimak masing-masing. Sedangkan Estafet Sima’atul Qur’an santri putri berada di komplek Joglo Al Raudhah Ponpes Sirbin dengan peserta 193 santri putri dengan penyimak masing-masing.


Estafet Sima’atul Qur’an yaitu prosesi membaca Al-Qur’an oleh peserta khataman dengan bergantian membaca beberapa ayat oleh satu peserta ke peserta lainnya. Selain itu, peserta khataman juga membacakan hafalan (Juz 30 ataupun surat-surat pilihan) kepada para penyimak masing-masing.


Estafet Sima’atul Qur’an dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB dan dihadiri oleh para masyayikh Ponpes Sirbin. Acara dimulai dengan pembukaan dilanjut dengan Estafet Sima’atul Qur’an oleh khatimin-khatimat sesuai tingkatan masing-masing. Setelah itu dilanjut dengan dzikir tahlil yang dipimpin oleh masyayikh dan ditutup dengan doa khitamul majlis serta diakhiri dengan mushafahah.


Prosesi Khotmil Qur’an ke-35


Setelah melakukan kegiatan Estafet Sima’atul Qur’an, maka kegiatan Khatmil Qur’an memasuki puncaknya, yaitu prosesi Khataman yang diikuti 455 santri di waktu yang berbeda. Prosesi khataman santri putra dilaksanakan pada Jum’at malam (8/9/23). Mulai dari setelah shalat Isya’ sampai pukul 22.30 WIB. Banyak wali santri khatimin yang sudah datang dan memadati halaman pondok dan ruang transit sejak sore.


“Para wali santri sudah datang sejak sore dan memadati halaman pondok serta ruang transit,” tutur Wahyu Krisbiantoro selaku panitia bagian akomodasi.


Acara khataman dimulai dengan doa iftitah kemudian dilanjutkan dengan Estafet Khatmil Qur’an  oleh khatimin Bin Nadhor dan Bil Ghoib. Setelah estafet selesai, dilanjutkan Mauidhotul Hasanah oleh Habib Muhammad bin Farid Al Muthohhar dari Semarang. Dilanjutkan do’a Khatmil Qur’an oleh khatimin bil Ghaib, yaitu Ahmad Lubby Muzakka, Burhanuddin Thobroni, Taufiqurrahman dan Faiz Ubaidillah Kamal. Acara diakhiri dengan pembagian syahadah dan mushafahah. Momen bagahia tercipta ketika para peserta khatimin diperbolehkan menemui orang tuanya dan melakukan foto bersama.


“Ya, saya sangat bahagia karena saya bisa mengikuti khatamana Bin Nadhar tahun ini,” ungkap Sutresno Sahal, salah satu peserta khatimin Bin Nadhor.


Sedangkan acara Khataman santri putri dilaksanakan pada hari Sabtu (9/9/23) mulai pukul 06.00 WIB sampai 09.00 WIB. Dimulai dengan doa iftitah, kemudian dilanjutkan Estafet Khatmil Qur’an. Setelah itu diteruskan Mauidhoh Hasanah oleh KH. Mc. Ulil Albab Arwani dari Kudus. Acara ditutup dengan doa Khotmil Qur’an dan mushafahah serta pembagian syahadah.


Laporan: Fardan Arjab
Editor: Ahmad Fahmi ASD

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.