Menelaah Makna Kemerdekaan


Brabo, kristalmedia.netBangsa yang merdeka adalah bangsa yang memperoleh kebebasan yang seutuhnya. Bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing. Lantas apa makna kemerdekaan sesungguhnya?


Menurut Bapak Tofiqul Hidayat selaku Waka. Kesiswaan MA Tajul Ulum Banin, kemerdekaan yaitu ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan anak bangsa.


“Kemerdekaan menurut saya pribadi yaitu ikut berpartisipasi, karena saya seorang guru yaitu ikut mencerdaskan anak bangsa karena ya sejatinya memang itu yang hanya bisa dilakukan oleh seorang guru,” tutur beliau.


Sedangkan menurut Bapak Maesur Luthfi, kemerdekaan dalam Bahasa Arab yaitu al Istiqlal, sehingga hari kemerdekaan disebut juga Ied al Istiqlal. Tak hanya itu, beliau juga memaknai kemerdekaan dari lafadz حُرّ  (merdeka), تَحْرِير (memerdekaan), dan مُحَرَّر (hamba yang berkhidmah). Hal tersebut berdasarkan QS. Ali Imran : 35 yang berbunyi:


اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم 


Artinya:

“Ingatlah ketika istri Imam berkata,”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada dialam kandunganku murni untuk-Mu [berkhidmat di Baitul Maqdis]. Maka,terimalah [nazar itu] dariku. Sesungguhnya Engkau lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”


Ayat ini menunjukkan kata مُحَرَّر yang bermakna mengabdi atau berkhidmat. Sehingga dalam tafsirnya, Imam At- Tustari memaknai kata ini dengan melepaskan dan memebebaskan dari perbudakan dunia, perburuan, dan keinginan hawa nafsu.


Pandangan Islam terhadap kemerdekaan


Dalam perspektif Islam, kemerdekaan bukanlah kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang disertai dengan ketundukan mutlak kepada Sang Pencipta, yang membawa manusia menuju puncak ketenangan jiwa dan kebahagiaan abadi. Berdasarkan QS. Al-Baqarah ayat ke  286 tentang kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari, yang berbunyi :


لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

Artinya :

“Baginya [hasil] apa yang diusahakan, dan terhadapnya [akibat] apa yang dikerjakannya.”

Ayat ini menekankan prinsip tanggung jawab individu dalam Islam. Kemerdekaan sejati dalam kehidupan sehari-hari berarti seseorang bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambilnya. Setiap muslim bebas untuk membuat pilihan dalam hidupnya, namun harus menyadari bahwa setiap pilihan akan membawa konsekuensi yang harus ditanggungnya sendiri.


Kemerdekaan ini mencakup kebenaran dalam berusaha, bekerja, dan membuat keputusan yang sesuai dengan syariat Islam. Dengan demikian, kemerdekaan sejati bukanlah kebebasan tanpa arah, melainkan kebebasan yang dilandasi oleh kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah dan sesama manusia.


Mengisi kemerdekaan


Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi makna kemerdekaan seperti menghargai dan menghormati warisan perjuangan para pendahulu kita, belajar dengan giat, mencintai produk dalam negeri, mengadakan perlombaan kemerdekaan, dan masih banyak lagi.


Di MA Tajul Ulum sendiri telah mengadakan lomba-lomba yang bersifat memeriahkan kemerdekaan pada tanggal 13 dan 14 Agustus. Di antarannya ialah lomba bakiak, estafet air, memasukkan sedotan kedalam botol, balap karung, dan makan kerupuk yang di mana pesertanya diambil dari perwakilan dari setiap kelas masing-masing dan guru-guru MA Tajul Ulum.


Selain itu MA Tajul Ulum juga menggelar proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (P5P2RA) yang bertemakan demokrasi. Dalam P5P2RA siswa diajak untuk mengenal apa itu demokrasi serta mempraktikkannya dengan mengikuti pemilihan langsung ketua organisasi pada tanggal 12 Agustus 2024. Tak hanya itu, siswa juga diajak untuk mengenal dan menganalisis nilai-nilai yang ada pada permainan tradisional, serta mempraktikkannya dalam lomba Agustusan.


Bukan sekedar hiburan, tetapi juga bersifat edukasi


Dengan adannya perlombaan, bapak Tofiqul Hidayat berharap supaya seluruh siswa merasa gembira atas kemerdekaan ini, sehingga makna dari kemerdekaan itu mereka dapatkan yaitu merasa gembira atas kemerdekaan. Akan tetapi bukan itu tujuan utamanya, melainkan lebih ke sifat edukasi terhadap siswa baik itu lomba yang bersifat mental mapun strategi. 


Dalam P5P2RA siswa mengenal demokrasi, mengikuti pemilihan langsung ketua organisasi, mengenal dan menganalisis nilai-nilai yang ada di permainan tradisional, serta melakukan  atau mempraktikannya dalam lomba Agustusan.


Penulis: Faatih Ni’mal Mazruu’i

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.