Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Seorang merasa bahagia jika ia berada pada kondisi yang sesuai dengan
keinginanya. Karena keinginan hidup manusia berbeda-beda. Maka makna bahagia
bagi setiap manusia juga berbeda-beda.
Kebahagiaan tidak hanya identik dengan banyaknya harta. Banyak orang miskin
yang dapat tertawa lepas dan menikmati setiap detik dalam hidupnya. Mereka
dapat meraih kebahagiaan dalam kemiskinannya. Sementara banyak orang kaya yang
murung merasa kehidupannya begitu hampa. Mereka mengalami kesedihan dalam
kekayaanya. Dengan demikian setiap orang berpotensi hidup bahagia dengan
caranya masing masing.
Dalam berbagai bentuk kebahagiaan terdapat sebuah kebahagian yang paling
puncak, yang tiada lagi kebahagiaan diatasnya yakni bahagia dengan cinta.
Dalam kehidupan dunia ini, tiada yang lebih berhak dicintai daripada Allah
dan Rasul-Nya. Sebab segala kenikmatan hidup ini baik lahir maupun batin,
jasmani ataupun rohani, semua berawal dari Allah melalui Rasulullah. Rasulullah
menjadi sumber munculnya nikmat yang lain. Allah tidak akan menciptakan alam
semesta ini seandainya Allah tidak menciptakan Rasulullah.
Dalam sebuah Hadis Qudsi disebutkan:
لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما
خَلَقْتَ الأَفْلَاك
“Seandainya tiada dirimu Muhammad, niscaya
Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” (H.R An Naisaburi)
Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husain Al Habsiy menerangkan dalam kitab Mauid Simtut Duror:
و قد بلغنا في الأ
حاديث المشهورة, ان اول شيئ خلقه الله هو النور المورع في هذه الصورة, فتنور هذا الحيب
اول مخلوق برز في العالم, و منه تفرع الوجود خلقا بعد خلق فيما حدث وما تقادم.
“Dan sungguh telah sampai riwayat kepada kami dalam
Hadis-Hadis yang masyhur, bahwa sesuatu yang pertama kali Allah ciptakan adalah
cahaya yang diletakkan dalam sosok ini (Rasulullah). Maka cahaya sang Kekasih
ini (Rasulullah) adalah makhluk pertama yang tampak di alam semesta. Dan
darinya bercabang penciptaan alam semesta, makhluk demi makhluk di masa
sekarang dan yang telah lalu”
Sudah menjadi cita cita setiap orang beriman untuk
mencintai dan dicintai oleh Allah. Sebab ketika Allah sudah mencintai hamba-Nya
maka tentu Allah akan memberikan Ridho kepada hamba tersebut. seorang hamba yang
berhasil mendapat Ridho Allah maka pasti hidupnya akan bahagia dunia akhirat.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran : 31 berbunyi:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ
اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ
وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
“Katakanlah! Jika kalian (mengaku) cinta kepada Allah maka ikutilah aku!
Niscaya Allah akan mencintai kalian dan
mengampuni dosa dosa kalian. Allah adalah maha pengampun dan maha
pengasih.”
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk menyeru kepada umat
bahwa cinta kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan konsisten mengikuti Rasulullah. Sedangkan seseorang akan bergerak mengikuti Rasulullah hanya jika
dalam hatinya terdapat cinta kepada beliau.
Semakin meningkat kadar bobot cinta kepada Rasulullah, maka semakin
meningkat pula kadar bobot ittiba’ kita kepada beliau. Semakin meningkat kadar
bobot ittiba’ kepada beliau maka semakin besar bukti cinta kepada Allah. Dengan
benar-benar mencintai Allah, maka Allah pun akan memberikan cinta-Nya juga Ridho-Nya. Dengan mendapatkan Ridho Allah, seseorang akan hidup bahagia dunia dan
akhirat.
Sehingga kunci mendapatkan bahagia dunia dan akhirat adalah meningkatkan
cinta kepada Rasulullah.
Sumber: "Buku bahagia mencintai Rasululloh"
Penulis : Ahmad Nihalulloh ( XII Keagamaan 1)
Tidak ada komentar: