Liburan Ala Santri

Berlibur setelah aktivitas belajar dan mengerjakan soal-soal semester adalah hal yang dinantikan oleh anak sekolah, tak terkecuali para santri. Selain belajar ilmu agama di pondok, santri juga belajar di jenjang sekolah formal seperti SMP/MTs atau SMA/MA.

Meskipun sama-sama liburan, tetapi santri memiliki 'core value' sendiri yang melekat pada diri santri, baik ketika di pondok, di rumah atau di mana pun. Core value tersebut adalah nilai-nilai yang telah diajarkan dan dipraktikkan selama belajar di pondok.

Karena memiliki core value tersendiri, maka liburan ala santri agak sedikit berbeda dengan liburan anak sekolah lainnya. Berikut beberapa kegiatan yang bisa dilakukan kang/mbak sekalian selama liburan di rumah.

1. Birrul walidain (berbakti kepada orangtua).

Karena santri belajar di pondok pesantren, maka santri hidup jauh dari orang tua. Santri di pondok belajar hidup mandiri, belajar mengatur waktu, melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci baju dan menyapu (roan). Maka, momen liburan adalah waktu untuk berbakti kepada kedua orangtua, atau birrul walidain.

Dalam video yang diunggah instagram @sirojuth_tholibin_brabo, KH Muhammad Shofy Al Mubarok menjelaskan bahwa Birrul walidain ini adalah hal yang vital. "Ridhonya Allah terletak di kedua orang tua, dan marahnya Allah terletak di kedua orangtua," jelas Pengasuh Ponpes Sirojuth Tholibin tersebut.

Lebih lanjut, Gus Shofy menjelaskan, santri bisa birrul walidain dengan hal-hal sederhana yang dilakukan setiap hari, seperti berkomunikasi dengan orangtua menggunakan bahasa kromo (bahasa Jawa halus), menunjukkan sikap andap ashor kepada orangtua, bersegera ketika diperintah dan melayani kebutuhan orang tua, seperti menyediakan makanan dan minuman.

Semua aktivitas tersebut dilakukan sebagai wujud bakti dan usaha untuk menumbukan doa tulus orangtua kepada anaknya. Dan puncaknya, anak akan mendapatkan ridho dari orangtua. Hal inilah yang menjadi salah satu dari kunci sukses seorang santri.

2. Konsisten Beribadah

Satu hal yang istimewa dari pondok pesantren adalah lingkungan dan pembiasaan hal-hal baik yang mendukung, seperti sholat berjamaah, mengaji, musyawarah sampai pelaksanaan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa senin kamis dan puasa sunnah lainnya. 

Meskipun sedang liburan, santri sebisa mungkin menjaga amalan-amalan baik tersebut, tentu dengan kondisi dan lingkungan yang berbeda. Kalau di pondok shalat jamaah dengan sesama santri, di rumah shalat jamaah dengan masyarakat sekitar. Kalau di pondok belajar mengaji Al Qur'an, di rumah bisa mengajarkan ngaji Al Qur'an kepada anak-anak kampung.

Dan yang lebih penting dari hal baik di pondok yang perlu dilakukan di rumah adalah menjaga shalat lima waktu. Jangan sampai karena di rumah kemudian tidak menjaga atau mengabaikan shalat lima waktu. Apalagi sampai meninggalkannya.

3. Membaca buku

Ketika sekolah dan pondok libur, bukan berarti libur pula belajarnya. Sekolah libur, tetapi belajar harus tetap berjalan. Santri ketika di rumah bisa belajar dengan murajaah atau muthalaah pelajaran. Bagi santi penghafal Al Quran bisa mengulang dan menjaga hafalannya. Atau bisa juga belajar dengan membaca buku.

Sekarang ini, buku tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik saja, tetapi juga ada buku digital atau e-book. Santri bisa memanfaatkan aplikasi i-pusnas milik perpustakaan nasional. Dengan aplikasi ini, santri bisa meminjam dan membaca buku digital secara gratis. Ada banyak pilihan judul buku yang tersedia, baik fiksi atau pun non fiksi. 

4. Silaturrahim

Agenda liburan ala santri lainnya adalah silaturrahim. Bisa berkunjung ke rumah saudara atau ke rumah teman. Teman kecil atau teman ketika di pondok.

Dengan silaturrahim akan mendatangkan banyak kebaikan. Silaturrahim selain menyambung persaudaraan, juga sebagai tanda bersihnya hati. Tidak ada persoalan antara satu saudara dengan lainnya. Antara satu orang dengan temannya.

Silaturrahim juga bisa memanjangkan umur. Hal ini bukan berarti orang yang suka silaturrahim usianya akan bertambah. Maksudnya adalah orang yang suka mengunjungi saudara dan temannya, namanya akan tetap dikenang meskipun dia sudah meninggal. Kebaikannya akan terus diceritakan kepada yang lainnya. Sehingga harum namanya melebihi batas usianya.

5. Rihlah

Hampir sama dengan silaturrahim, agenda liburan ala santri lainnya adalah rihlah, melakukan perjalanan. Mengunjungi tempat wisata, naik gunung, pergi ke pantai, melihat koleksi museum atau lainnya.

Dengan rihlah, kita telah melaksanakan firman Allah subhanahu wa ta'ala. Salah satunya QS. Al Mulk : 15 yang artinya: "Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."

Dengan rihlah, kita telah melaksanakan perintah Allah (ayat Qur'aniyyah) untuk melihat, mengamati dan mengambil ibrah dari ayat-ayat kauniyyah. Dengan begitu, akan memudahkan kita untuk mengucap syukur atas segala nikmat Allah yang telah kita terima selama ini. Akan semakin kokoh iman kita, karena mengetahui betapa dahsyatnya ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala.

Akhir kalam, liburan ala santri bukan hanya mengambil jeda dan beristirahat sejenak dari rutinitas sekolah, tetapi liburan yang penuh dengan ibadah. Birrul walidain, belajar tak henti, bersilaturrahim dan melakukan perjalanan membaca ayat-ayat kauniyyah.

Wallahu a'alam bisshawwab. 

Penulis: Muafa Elba

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.