LPS Kristal Ngaji Jurnalistik ke Suara Merdeka
Semarang, kristalmedia.net - Hari Kamis yang terasa biasa saja seperti hari lainnya. Menjalani rutinitas pagi dengan persiapan untuk berangkat ke madrasah. Tetapi, Kamis, dua puluh satu November kemarin juga tak biasa saja. Tak biasa karena saya tidak masuk kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti hari-hari lainnya, tetapi akan mendampingi siswa MA Tajul Ulum Brabo yang tergabung dalam Lembaga Pers Siswa (LPS) Kristal untuk Ngaji Jurnalistik ke Suara Merdeka, Semarang.
Sebelum
berangkat, saya dan dua puluh enam siswa, sowan ke ndalem KH. Muhammad
Shofy Al Mubarok, pengasuh Ponpes Sirojuth Tholibin untuk meminta restu dan doa
agar agenda Ngaji Jurnalistik diberi kelancaran dan mendapat manfaat.
Ngaji
merupakan aktivitas yang identik dengan santri atau seorang muslim. Ngaji juga
identik dengan aktifitas membaca Al-Qur'an atau belajar kitab kuning (buku
bertuliskan teks Arab). Tetapi selain kedua hal tersebut, Ngaji juga bisa
bermakna belajar atau mempelajari apa pun. Ngaji sendiri berasal dari Bahasa
Jawa, Aji yang mendapat imbuhan -ng. Artinya adalah sebuah proses
menjadi atau mendapatkan aji (martabat/kehormatan).
Ngaji
jurnalistik ke kantor redaksi media merupakan salah satu agenda LPS Kristal
yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Setelah melaksanakan rekrutmen anggota
baru, calon kru LPS Kristal mendapatkan orientasi tentang LPS Kristal dan dunia
jurnalistik dalam agenda Pelatihan Jurnalistik Dasar. Setelah itu, untuk
memberikan wawasan tentang dunia jurnalistik, siswa juga diajak untuk ngaji
jurnalistik ke kantor redaksi media. Siswa akan mendapatkan materi jurnalistik
langsung dari wartawan profesional. Selain itu, para siswa juga bisa melihat
langsung bagaimana ruang redaksi sebuah media.
Pada
tahun ini, Pemimpin Redaksi beserta pengurus LPS Kristal memilih Ngaji
Jurnalistik ke Suara Merdeka, sebuah media yang berkantor di Kota Semarang.
Suara Merdeka dipilih karena sesuai dengan apa yang ingin para Kru Kristal
pelajari, yaitu bagaimana Koran Suara Merdeka bisa bertahan sampai sekarang, di
Tengah konvergensi media cetak ke media online. Dan tidak hanya itu, Suara
Merdeka juga berubah menjadi sebuah konglomerasi media di bawah bendera Suara
Merdeka Network (SMN), yang tidak hanya mengelola dan menerbitkan media cetak
berupa koran saja, tetapi juga media online, sosial media, televisi, radio
sampai event organizer.
Kami
diterima dengan hangat oleh Mas Setiawan Hendra Kelana, selaku Sekretaris
Redaksi Suara Merdeka dan Mas Slamet Daryono di Kantor Redaksi di Jl. Merak No.
11 A, Kota Semarang. Kantor ini menghuni bagunan bersejarah di Kawasan Kota
Lama Semarang, dekat dengan Stasiun Tawang. Para wartawan Koran Suara Merdeka
bekerja, rapat, melakukan editing, memantau peristiwa yang terjadi di dalam
sebuah ruangan yang sederhana dan menenangkan. Kesan sederhana terlihat dari
cat warna putih dan tidak banyak hiasan yang tertempel di dindingnya. Di dalam
ruangan itu hanya ada meja kerja, komputer dan kursi yang tertata rapi. [FHM]
Tidak ada komentar: