Suara Merdeka: dari Koran Tertua di Jateng, hingga Pelopor Media Online di Jateng
Semarang, kristalmedia.net - Pada pagi yang cerah itu, Kamis (21/11/24) di dalam ruang keredaksian Suara Merdeka, mas Setiawan bercerita tentang bagaimana dapur redaksi Suara Merdeka bekerja. Dan bagaimana Suara Merdeka bertranformasi menjadi sebuah konglomerasi media yang tidak hanya menerbitkan kotan cetak saja, tetapi juga media lainnya.
Koran
Suara Merdeka terbit pertama kali pada 11 Februari 1950 atas Prakarsa H. Hetami
dibantu tiga rekan wartawan yaitu HR. Wahjoedi, Soelaiman, dan Retno Koestiyah.
Suara Merdeka lahir dari keresahan H. Hetami yang merasa prihatin, karena
Semarang sebagai pusat pemerintahan Jawa Tengah belum memiliki koran berbahasa
Indonesia yang mewakili aspirasi rakyat. Sehingga tujuan diterbitkannya Koran
Suara Merdeka adalah memperdengarkan suara-suara rakyat Indonesia yang baru
merdeka, khususnya warga Semarang dan Jawa Tengah.
Setelah
H. Hetami, kepemimpinan Suara Merdeka dilanjutkan putranya yaitu Ir. H. Budi
Santoso. Sekarang Suara Merdeka telah memasuki generasi ketiga, yaitu di bawah
pimpinan Kukrit Suryo Wicaksono MBA.
Membaca
sejarahnya, Suara Merdeka merupakan koran tertua di Indonesia yang terbit di
Semarang, Jawa Tengah. Tidak hanya itu, Suara Merdeka juga menjadi pelopor
media online di Jawa Tengah, melalui media suaramerdeka.com. Media online ini
terbit sejak 14 September 1996.
Mas
Setiawan bercerita, pada tahun tersebut internet masih mahal, dan media online
masih asing bagi masyarakat. Meski begitu, para pimpinan Suara Merdeka sudah
memiliki visi yang jauh ke depan, bahwa dengan adanya internet, media cetak
akan beralih ke media online. Dan inilah yang sekarang terjadi. Bahkan sekarang
ini sudah muncul lagi media sosial. "Media online belum sepenuhnya
mengambil peran media cetak, muncul media sosial," jelasnya.
Lebih
lanjut, Mas Setiawan menjelaskan, sekarang ini Suara Merdeka tidak hanya
menerbitkan media cetak saja, tetapi juga media lainnya di bawah naungan Suara
Merdeka Network (SMN). Selain koran Suara Merdeka yang tetap terbit setiap
hari, SMN juga mengelola dan menerbitkan media online suaramerdeka.com, media
sosial seperti Instagram, Facebook, YouTube dan TikTok, radio Trax FM dan SS
FM, televisi bekerjasama dengan TVKU dan event organizer.
Dengan
banyaknya media yang dikelola oleh SMN, dan beragam konten yang disajikan di
berbagai platform media, baik cetak, online atau sosial, diharapkan akan bisa
menjangkau lebih banyak warga di Jawa Tengah.
"Adanya
banyak platform ini, memudahkan kami berkomunikasi dengan semua kalangan," tutur Sekretaris PWI Jawa Tengah
tersebut.
Sebagai media yang berbasis di Jawa Tengah, Suara Merdeka telah mengalami banyak tantangan dalam pengelolaannya, baik kapasitasnya sebagai media atau pun sebagai perusahaan. Semakin beragamnya media sekarang ini, dimanfaatkan Suara Merdeka untuk melebarkan sayapnya dengan membuat Suara Merdeka Network. Suara Merdeka tidak hanya identik dengan koran, tetapi juga saluran media lain seperti website, media sosial, radio, televisi hingga event organizer.
"Kami
tidak ingin hanya sebagai perusahaan koran, tapi ingin melayani semua kebutuhan
warga Jawa Tengah," ungkap Mas Setiawan.
Suara
Merdeka adalah milik warga Jawa Tengah, maka berita yang disampaikan juga harus
merepresentasikan warga Jawa Tengah. Hal ini dikukung oleh adanya wartawan biro
yang terdapat di semua kota kabupaten di jawa Tengah. Suara Merdeka memiliki wartawan
di tujuh biro yang tersebar di semua kabupaten/kota di Jawa Tengah. Mulai
kantor pusat di Kota Semarang, Biro Solo, Biro Kedu dan DIY, Biro Banyumas, Biro
Muria, Biro Pantura, Biro Jakarta dan koresponden Bandung.
Suara
Merdeka Network juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, facebook dan TikTok
dalam memberikan informasi kepada warga Jawa Tengah. "Kami memiliki
medsos dan divisi lain yg mendukung media dan bisnis ini tetap aktif,"
ungkap Mas Setiawan. "Suara Merdeka memiliki Corporate Culture yang
tetap dipegang teguh hingga sekarang," sambungnya. [FHM]
Tidak ada komentar: